revolutiontr.com – Supreme, merek streetwear asal New York, telah menjadi fenomena global sejak didirikan pada 1994 oleh James Jebbia. Awalnya toko skateboard kecil di Lafayette Street, Supreme kini adalah simbol budaya hype, menggabungkan estetika skate, hip-hop, dan seni kontemporer. Dengan strategi drop terbatas, kolaborasi ikonik, dan penggemar fanatik, Supreme telah mengubah cara dunia memandang fashion jalanan. Artikel ini mengulas sejarah, strategi, dan dampak Supreme dalam dunia mode.
Sejarah dan Awal Mula
Supreme lahir dari subkultur skateboard New York pada 1990-an, menargetkan skater muda dengan produk seperti kaos, jaket, dan papan skate. Toko pertamanya dirancang dengan ruang terbuka untuk skater berlatih, menciptakan komunitas autentik. Logo kotak merah dengan tulisan putih “Supreme,” terinspirasi dari karya seniman Barbara Kruger, menjadi ciri khas yang langsung dikenali. Pada 2017, perusahaan ekuitas swasta Carlyle Group mengakuisisi 50% saham Supreme seharga $500 juta, dan pada 2020, VF Corporation (pemilik Vans dan The North Face) membeli Supreme seharga $2,1 miliar, menandakan nilai merek yang luar biasa.
Strategi Drop dan Kelangkaan
Inti kesuksesan Supreme adalah model drop—peluncuran produk terbatas setiap minggu, biasanya pada Kamis pagi. Koleksi ini, mulai dari kaos hingga aksesori aneh seperti palu atau batu bata bermerek, sering terjual habis dalam hitungan menit. Strategi kelangkaan ini menciptakan permintaan tinggi dan budaya antrean, baik di toko fisik maupun online. Harga resell di platform seperti StockX atau eBay bisa melonjak hingga 10 kali lipat, misalnya kaos kolaborasi Supreme x Louis Vuitton yang dijual kembali hingga $1.000 dari harga asli $100.
Kolaborasi Ikonik
Supreme terkenal dengan kolaborasi lintas industri, dari merek mewah seperti Louis Vuitton dan Comme des Garçons hingga brand populer seperti Nike, The North Face, dan Levi’s. Kolaborasi unik seperti dengan Oreo (kue edisi Supreme seharga $8 per bungkus) atau Coleman (sepeda mini) menambah daya tarik. Proyek seni dengan artis seperti Takashi Murakami, Damien Hirst, dan Jeff Koons juga memperkuat posisi Supreme sebagai jembatan antara streetwear dan seni kontemporer.
Budaya Hype dan Komunitas
Supreme bukan sekadar merek, tetapi gaya hidup. Penggemar, atau “hypebeasts,” rela mengantre berjam-jam atau menggunakan bot untuk membeli drop terbaru. Media sosial, terutama Instagram dan X, memperkuat budaya ini dengan flexing (pamer koleksi) dan diskusi tentang resell. Namun, beberapa kritikus menyebut Supreme kehilangan akar skate-nya karena komersialisasi, terutama setelah akuisisi korporasi. Meski begitu, toko-toko Supreme di kota seperti Tokyo, Paris, dan London tetap menjadi tempat ziarah bagi penggemar.
Produk dan Estetika
Produk Supreme mencakup pakaian (kaos, hoodie, jaket), aksesori (topi, tas, kaus kaki), dan barang tak biasa seperti pemadam api atau papan ouija. Estetika merek ini sederhana namun berani, dengan logo box merah sebagai fokus utama. Desain sering mengambil inspirasi dari budaya pop, seperti referensi ke film The Godfather atau sampul album Wu-Tang Clan. Kualitas bahan, seperti katun berat pada kaos dan teknologi Gore-Tex pada jaket, menambah nilai meski dianggap overpriced oleh sebagian orang.
Dampak dan Kontroversi
Supreme telah mendefinisikan ulang streetwear, menginspirasi merek seperti Palace dan Off-White serta membawa streetwear ke runway haute couture. Namun, merek ini juga menuai kontroversi, seperti tuduhan apropriasi budaya (desain yang dianggap menyinggung komunitas tertentu) dan kritik atas praktik resell yang mendorong konsumerisme berlebihan. Selain itu, antrean panjang dan bot online sering mempersulit penggemar biasa mendapatkan produk.
Informasi Praktis
-
Toko Fisik: Supreme memiliki 17 toko global, termasuk di New York, Los Angeles, London, Paris, dan Tokyo. Periksa situs resmi untuk lokasi dan jam buka.
-
Drop Online: Diluncurkan setiap Kamis pukul 11:00 waktu lokal (misalnya, EST untuk AS, GMT untuk Eropa). Siapkan akun di supremenewyork.com dan kartu pembayaran untuk checkout cepat.
-
resale platform seperti StockX, Grailed, atau eBay untuk barang sold-out, meski harganya lebih tinggi.
-
Harga: Kaos mulai dari $38-$48, hoodie $158-$188, aksesori bervariasi ($10-$500 tergantung kolaborasi).
Tips untuk Penggemar
-
Ikuti Media Sosial: Akun Instagram Supreme dan komunitas seperti @dropsbyjay di X memberikan update drop dan restock.
-
Gunakan Auto-Checkout Tools: Untuk pembelian online, pertimbangkan bot legal (dengan biaya) untuk bersaing dengan reseller.
-
Cek Resell dengan Bijak: Bandingkan harga di beberapa platform untuk menghindari membayar terlalu mahal.
-
Kunjungi Toko di Hari Biasa: Antrean lebih pendek di luar hari drop untuk pengalaman belanja yang lebih santai.
-
Pilih Item Klasik: Kaos box logo atau hoodie memiliki nilai resell lebih stabil dibandingkan aksesori gimmick.
Supreme adalah lebih dari sekadar merek fashion; ini adalah fenomena budaya yang menggabungkan kelangkaan, kreativitas, dan komunitas. Dari toko skateboard sederhana hingga ikon global, Supreme telah membentuk streetwear modern sambil tetap setia pada akarnya. Meski kontroversial, daya tariknya tak terbantahkan, menjadikannya simbol status dan ekspresi diri. Baik Anda seorang kolektor atau penggemar kasual, Supreme menawarkan pengalaman yang tak ada duanya di dunia fashion.