revolutiontr.com – Di tengah popularitas olahraga modern seperti sepak bola dan bulutangkis, Indonesia menyimpan kekayaan olahraga tradisional yang tak kalah menarik, salah satunya adalah jemparingan. Berasal dari budaya Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah, jemparingan adalah seni memanah tradisional yang tidak hanya mengandalkan ketepatan, tetapi juga filosofi hidup. Pada tanggal 28 Maret 2025 ini, ketika dunia olahraga sibuk dengan teknologi dan kompetisi internasional, jemparingan tetap bertahan sebagai warisan budaya yang mengajarkan keselarasan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Berbeda dengan panahan modern yang fokus pada skor, jemparingan lebih menekankan pada proses dan makna di balik setiap anak panah yang dilepaskan.
Dalam praktiknya, jemparingan dilakukan dengan posisi duduk bersila, sebuah keunikan yang membedakannya dari panahan konvensional. Pemanah menggunakan busur tradisional dari bambu dan tali rotan, dengan anak panah yang sering kali dibuat secara handmade. Teknik ini membutuhkan konsentrasi tinggi dan pernapasan yang teratur, karena setiap gerakan harus selaras—mulai dari menarik tali busur hingga melepaskan anak panah ke sasaran yang biasanya berjarak 30 meter. Kompetisi jemparingan kerap diadakan di lingkungan keraton, seperti Keraton Yogyakarta, dan menjadi bagian dari upacara adat atau festival budaya. Menurut para pelaku, olahraga ini bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan meditasi aktif yang melatih kesabaran dan ketenangan batin, sesuai dengan nilai-nilai luhur Jawa seperti nglakoni kanthi tliti (melakukan dengan teliti).
Meski belum setenar olahraga modern, jemparingan mulai menarik perhatian komunitas lokal dan wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbeda. Beberapa sanggar di Yogyakarta, seperti Sanggar Jemparingan Ngayogyakarta, kini membuka kelas untuk umum, lengkap dengan pelatih berpengalaman yang menguasai teknik dan sejarahnya. Bagi Anda yang berkunjung ke Yogyakarta, mencoba jemparingan bisa menjadi cara unik untuk mengenal budaya Jawa lebih dalam. Harganya pun terjangkau, mulai dari Rp50.000 untuk sesi latihan singkat. Di era yang serba cepat ini, jemparingan mengingatkan kita bahwa olahraga tidak hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang menghormati tradisi dan menemukan kedamaian dalam setiap langkah. Jadi, kapan Anda akan mencoba memanah ala Jawa ini?