revolutiontr.com – H&M (Hennes & Mauritz) adalah salah satu merek ritel fesyen terbesar di dunia, dikenal karena menawarkan pakaian modis dengan harga terjangkau. Berbasis di Swedia, H&M telah menjadi ikon fast fashion global, menyediakan berbagai produk mulai dari pakaian kasual hingga koleksi kolaborasi dengan desainer ternama. Artikel ini menjelajahi sejarah, pengaruh, dan komitmen H&M terhadap keberlanjutan.
Sejarah dan Perkembangan
H&M didirikan pada tahun 1947 oleh Erling Persson di Västerås, Swedia, dengan nama awal Hennes, yang berarti “miliknya” dalam bahasa Swedia, karena hanya menjual pakaian wanita. Pada tahun 1968, perusahaan ini mengakuisisi toko pakaian pria Mauritz Widforss dan berganti nama menjadi Hennes & Mauritz. Sejak itu, H&M memperluas cakupannya ke pakaian pria, anak-anak, dan aksesori, serta membuka toko di seluruh dunia.
Saat ini, H&M beroperasi di lebih dari 70 negara dengan ribuan toko fisik dan platform e-commerce yang kuat. Di Indonesia, H&M hadir di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali, dengan toko populer di mal seperti Pantai Indah Kapuk Avenue dan Grand Indonesia. Kesuksesan H&M terletak pada kemampuannya menyediakan tren fesyen terkini dengan harga yang kompetitif, menjadikannya favorit di kalangan anak muda dan keluarga.
Produk dan Inovasi
H&M menawarkan berbagai produk yang mencakup:
-
Pakaian: Koleksi wanita, pria, anak-anak, dan bayi, mulai dari pakaian kasual, formal, hingga pakaian olahraga.
-
Aksesori: Tas, sepatu, perhiasan, dan topi yang melengkapi gaya modern.
-
Produk Rumah: Lini H&M Home menyediakan dekorasi rumah seperti sprei, bantal, dan peralatan makan dengan desain Skandinavia yang minimalis.
-
Koleksi Khusus: H&M dikenal dengan kolaborasi eksklusif bersama desainer seperti Karl Lagerfeld (2004), Versace (2011), dan Giambattista Valli (2019), serta selebritas seperti Beyoncé dan Billie Eilish.
Inovasi H&M tidak hanya terbatas pada desain. Merek ini menggunakan teknologi seperti kecerdasan buatan untuk memprediksi tren fesyen dan mengelola inventaris, memastikan produk yang tepat tersedia di waktu yang tepat. Selain itu, H&M meluncurkan aplikasi mobile dan layanan click-and-collect untuk meningkatkan pengalaman belanja daring.
Pengaruh dalam Industri Fesyen
H&M telah mendefinisikan ulang fast fashion dengan membuat pakaian modis yang terjangkau bagi semua kalangan. Strategi pemasarannya yang agresif, termasuk kampanye media sosial dan iklan global, telah menjadikan H&M sebagai merek yang relevan di kalangan Gen Z dan milenial. Di Indonesia, H&M sering mengadakan acara peluncuran koleksi dan berkolaborasi dengan influencer lokal untuk menarik perhatian pasar.
Namun, sebagai pelopor fast fashion, H&M juga menghadapi kritik karena dampak lingkungan dan praktik tenaga kerja. Produksi massal dan siklus fesyen yang cepat sering dikaitkan dengan limbah tekstil dan kondisi kerja yang kurang ideal di beberapa rantai pasok. Untuk mengatasi ini, H&M telah mengambil langkah besar menuju keberlanjutan.
Komitmen terhadap Keberlanjutan
H&M berkomitmen menjadi merek yang sepenuhnya berkelanjutan dan sirkular pada tahun 2030. Beberapa inisiatif utama meliputi:
-
Bahan Ramah Lingkungan: H&M menggunakan katun organik, poliester daur ulang, dan bahan inovatif seperti Circulose, yang terbuat dari tekstil bekas. Pada tahun 2025, H&M menargetkan 80% bahan yang digunakan berasal dari sumber berkelanjutan.
-
Program Daur Ulang: H&M menyediakan kotak pengumpulan pakaian bekas di toko-tokonya, memungkinkan pelanggan mendaur ulang pakaian untuk diubah menjadi produk baru atau serat tekstil.
-
Koleksi Conscious: Lini ini menawarkan pakaian yang dibuat dengan proses dan bahan yang lebih ramah lingkungan.
-
Transparansi: H&M menerbitkan informasi tentang pabrik pemasoknya dan berkomitmen meningkatkan kondisi kerja melalui kemitraan dengan organisasi seperti Fair Wage Network.
Meski mendapat pujian atas upaya ini, H&M masih menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan produksi massal dengan keberlanjutan sejati, karena fast fashion secara inheren mendorong konsumsi berlebihan.
H&M di Indonesia
Di Indonesia, H&M telah menjadi salah satu destinasi belanja fesyen utama sejak toko pertamanya dibuka di Jakarta pada tahun 2013. Koleksi H&M yang trendi dan terjangkau sangat cocok dengan gaya hidup urban masyarakat Indonesia. Selain toko fisik, H&M juga tersedia di platform e-commerce seperti Shopee dan Lazada, dengan sering mengadakan promo seperti diskon Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
H&M Indonesia juga berpartisipasi dalam inisiatif lokal, seperti kampanye daur ulang pakaian dan kolaborasi dengan desainer Indonesia untuk koleksi edisi terbatas. Hal ini membantu merek ini tetap relevan di pasar yang kompetitif, bersaing dengan merek seperti Zara, Uniqlo, dan Mango.
Tantangan dan Masa Depan
H&M menghadapi persaingan ketat dari merek fast fashion lain dan platform e-commerce yang menawarkan pakaian murah, seperti Shein dan Temu. Selain itu, meningkatnya kesadaran konsumen tentang dampak lingkungan mendorong H&M untuk terus berinovasi. Di masa depan, H&M berencana memperluas teknologi daur ulang tekstil dan mengurangi emisi karbon sebesar 50% pada tahun 2030, sejalan dengan Perjanjian Paris.
H&M adalah lebih dari sekadar merek fesyen; ini adalah simbol gaya yang terjangkau dan responsif terhadap perubahan zaman. Dengan kombinasi desain modis, harga kompetitif, dan komitmen terhadap keberlanjutan, H&M terus memikat jutaan pelanggan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bagi Anda yang ingin menjelajahi koleksi terbaru atau berkontribusi pada inisiatif daur ulang, kunjungi toko H&M terdekat atau situs resmi mereka. H&M membuktikan bahwa fesyen cepat bisa berjalan seiring dengan tanggung jawab lingkungan, meski perjalanan menuju keberlanjutan penuh masih panjang.