Burberry, Warisan Inggris yang Abadi, Inovasi di Tengah Tantangan 2025

revolutiontr.com – Burberry, rumah mode mewah asal Inggris yang didirikan pada 1856, tetap menjadi simbol elegan British heritage di tengah gejolak industri fashion global. Dari inovasi kain gabardine yang tahan air hingga motif check ikonik, merek ini telah berevolusi menjadi raksasa dengan pendapatan miliaran poundsterling. Namun, di 2025, Burberry menghadapi restrukturisasi besar-besaran di bawah kepemimpinan CEO Joshua Schulman, termasuk pemotongan biaya £40 juta dan pengurangan hingga 1.700 karyawan. Meski begitu, koleksi Fall/Winter 2025 yang merayakan outerwear heritage menunjukkan semangat ketahanan.

Sejarah: Dari Outfitter Sederhana ke Ikon Global

Didirikan oleh Thomas Burberry di Basingstoke, Hampshire, perusahaan awalnya fokus pada pakaian luar ruangan untuk pemburu dan nelayan. Pada 1870, Burberry memperkenalkan gabardine – kain katun tahan air yang dipatenkan pada 1888 – yang menjadi terobosan untuk perlindungan dari cuaca Inggris yang basah. Saat Perang Dunia I, Burberry merancang trench coat untuk tentara Inggris, yang kemudian menjadi simbol abadi merek ini. Motif check cokelat-beige-hitam diperkenalkan pada 1920-an sebagai lapisan dalam trench coat, melambangkan keanggunan aristokrat.

Pada akhir abad ke-20, Burberry hampir jatuh karena over-lisensing dan pemalsuan. Revitalisasi dimulai pada 1997 di bawah Rose Marie Bravo, yang mereposisi merek sebagai luxury house modern. Christopher Bailey (2001-2018) menambahkan sentuhan kontemporer, sementara Riccardo Tisci (2018-2022) memperkenalkan elemen streetwear. Daniel Lee, Creative Director sejak 2022, membawa nuansa countryside chic yang lebih kasual. Pada 2024, Joshua Schulman menggantikan Jonathan Akeroyd sebagai CEO, memimpin turnaround dengan fokus pada core products seperti trench coat. Saham Burberry naik 16% pasca-pengumuman, meski penjualan turun 6% di Q1 2025.

Produk Ikonik: Trench Coat dan Lebih dari Itu

Burberry dikenal dengan outerwear fungsional yang timeless. Trench coat, dibuat dari gabardine shower-resistant, tetap menjadi bintang: varian seperti Castleford (dibuat di Yorkshire dengan lining check) atau Snowdon puffer yang reversible menawarkan interpretasi modern. Koleksi AW25 “Postcards from London” menampilkan Olivia Colman dan supermodel seperti Amelia Gray, menekankan siluet kontemporer yang playful – dari padded car coat Berryhill hingga velvet damask suits berinspirasi country decor.

Produk unggulan lainnya:

  • Cashmere Scarves: Dibuat di Skotlandia dengan 30 proses tangan, motif check klasik menjadi aksesoris must-have.
  • Ready-to-Wear: Koleksi Spring 2025 di National Theatre menampilkan warna muted optimis, technical utility seperti quilted coats floral, dan glamour refined dengan leather looks.
  • Aksesoris: Tas, sepatu, dan fragrance seperti Burberry Goddess, dengan elemen monogram TB baru yang merayakan founder.
  • Beauty Line: Burberry Beauty menawarkan kosmetik dan parfum yang ekspansif, menargetkan pasar muda.

Di 2025, Burberry menawarkan lini seperti Thomas Burberry (outdoor), Burberry Brit (kasual muda), dan Prorsum (high-fashion), semuanya di bawah payung utama merek.

Inovasi dan Keberlanjutan: Komitmen untuk Masa Depan

Burberry memimpin dalam sustainability: Pada 2018, merek ini berhenti membakar barang tak terjual dan menggunakan bulu hewan. Komitmen “climate positive” by 2040 termasuk target 100% katun berkelanjutan dan polyester daur ulang pada 2025. Kampanye “It’s Always Burberry Weather” (Februari 2025) dengan Kate Winslet dan Naomi Campbell menekankan ketahanan produk di segala cuaca, sambil mendukung inisiatif lingkungan.

Secara digital, Burberry Acoustic (sejak 2010) mempromosikan musisi Inggris baru, sementara rebranding 2018 oleh Peter Saville memperkenalkan monogram TB sans-serif – meski redesign 2025 dikritik sebagai “irresponsible” oleh Saville karena terlalu cepat. Di era AI dan metaverse, Burberry bereksperimen dengan NFT dan kolaborasi virtual untuk menarik Gen Z.

Tantangan 2025: Turnaround di Tengah Pasar Luxury yang Lesu

Penjualan Burberry turun di 2025 akibat penurunan permintaan luxury global, tapi Schulman optimis dengan fokus pada outerwear dan harga yang lebih inklusif. Pemotongan biaya £40 juta (dari November 2024) dan pengurangan karyawan 1.700 pekerjaan bertujuan stabilisasi. Meski kontroversi seperti hoodie noose di London Fashion Week 2019 (yang memicu permintaan maaf), merek ini pulih dengan narasi British glamour ala Brideshead Revisited dan Bridgerton.

Burberry bukan sekadar merek; ia adalah cerita tentang ketahanan Inggris – dari parit Perang Dunia hingga runway London Fashion Week. Di 2025, dengan Daniel Lee dan Joshua Schulman di kemudi, Burberry menyeimbangkan heritage dan inovasi, menjanjikan masa depan yang cerah. Apakah Anda mencari trench coat klasik atau scarf cashmere, Burberry mengingatkan: It’s Always Burberry Weather. Kunjungi burberry.com untuk koleksi terbaru dan rasakan keajaiban British luxury.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *