revolutiontr.com – Adidas bukan sekadar merek sepatu atau pakaian olahraga—ini adalah simbol budaya global yang lahir dari semangat pasca-perang di Jerman, berevolusi menjadi kekuatan ekonomi senilai €23 miliar (2024), dan terus mendefinisikan tren 2025. Dari tiga garis ikonik yang pertama kali dirancang untuk sepatu sepak bola hingga kolaborasi dengan Pharrell Williams yang memenangkan Shoe of the Year, Adidas tetap relevan di era AI dan sustainability. Di tahun 2025, perusahaan ini mencatat pertumbuhan double-digit untuk brand utamanya, dengan revenue naik 11% di Eropa dan 14% di Amerika Utara, sambil merilis Barricade 14 untuk tenis dan Virginia Adistar Jellyfish Triple Black yang eksklusif NYC. Mari kita telusuri perjalanan Adidas, dari akarnya hingga dominasi saat ini.
Sejarah Singkat: Dari Sepatu Olahraga ke Empire Global
Adidas didirikan pada 1949 oleh Adolf “Adi” Dassler di Herzogenaurach, Bavaria, Jerman—hanya lima tahun setelah Perang Dunia II berakhir. Adi, mantan pembuat sepatu untuk saudaranya Rudolf (pendiri Puma), memulai dengan 47 karyawan dan visi sederhana: “The best for the athlete.” Logo tiga garis pertama kali muncul di sepatu sepak bola 1952, terinspirasi stabilitas, dan sepatu Superstar 1969 merevolusi basket dengan shell toe yang ikonik. Pada 1972, Trefoil logo melambangkan Olimpiade Munich, sementara kolaborasi dengan Run-DMC di 1986 membawa Adidas ke hip-hop culture.
Puncaknya: Jesper Parnevik memakai Adidas di Masters 1997, membuka pintu golf. Pada 2006, akuisisi Reebok memperkuat posisi di fitness. Di 2025, Adidas sudah punya 2.200 toko global dan sponsor seperti Messi, Harden, dan Edwards, dengan revenue €23 miliar (2024) dan target €25 miliar akhir 2025.
Produk Ikonik: Dari Superstar ke Inovasi 2025
Adidas dikenal dengan lini yang timeless, tapi 2025 fokus pada performa dan kolaborasi. Homepage resmi menampilkan koleksi seperti Harden Vol. 10 (basket), Barricade 14 (tenis), dan Fear of God Athletics Basketball 3—semua dengan tech seperti Lightstrike Pro foam untuk energy return.
| Produk Ikonik & Baru 2025 | Deskripsi Singkat | Harga Estimasi (USD) |
|---|---|---|
| Superstar | Shell toe klasik, kolab SpongeBob & Toy Story | $100–$120 |
| Virginia Adistar Jellyfish (Pharrell) | Triple Black edisi NYC, reflective laces, Shoe of the Year 2025 | $150–$200 |
| Harden Vol. 10 | Basketball signature, “Imma Be a Star” colorway | $160 |
| Barricade 14 | Tenis dengan Lighttraxion outsole & forefoot foam baru | $170 |
| Adizero Boston 12 | Running shoe super ringan, energy return tinggi | $140 |
Koleksi Fall/Winter 2025 x Thug Club blending fencing dengan Korean streetwear, rilis 20 Oktober. Sustainability: Bahan recycled di 90% produk.
Keuangan & Performa 2025: Momentum yang Kuat
Q3 2025: Revenue naik double-digit untuk adidas brand, tanpa Yeezy (2024: €650 juta). Operating profit naik ke €2 miliar (dari €1.7–1.8 miliar), dengan outlook revenue +9% termasuk Yeezy prior year. Inventaris naik 21% ke €5.471 miliar, tapi margin operasi 10.1%. CEO Bjørn Gulden sebut “2025 success already” berkat brand momentum.
Kolaborasi & Budaya: Dari Pharrell ke Jerry Lorenzo
2025 penuh kolab: Pharrell’s Virginia Adistar Jellyfish Triple Black eksklusif NYC (raffle di Adidas 5th Avenue), Fear of God x adidas Basketball 1 dengan Jerry Lorenzo, dan Thug Club FW25. Sponsor: Messi (World Cup hero), Edwards (AE1), Harden (Vol. 10). Di X, buzz seputar deal hoodie fleece 47% off dan Adizero lightness.
Di 2025, Adidas bukan lagi merek olahraga—ini powerhouse budaya yang tumbuh 9% revenue sambil inovasi seperti Barricade 14 dan kolab Pharrell. Dari Herzogenaurach ke stadion global, tiga garis tetap simbol “Impossible is Nothing”. Siap upgrade sepatu? Cek rilis Desember seperti Superstar SpongeBob—atau bagikan favoritmu di komentar!

