revolutiontr.com – Acne Studios bukan hanya sebuah merek fashion; ia adalah manifesto kreatif yang lahir dari semangat eksperimental Stockholm. Didirikan pada 1996 sebagai bagian dari kolektif kreatif ACNE—singkatan dari Ambition to Create Novel Expressions—merek Swedia ini telah berkembang menjadi rumah mode global yang dikenal dengan desain minimalis maksimalis, denim inovatif, dan pendekatan multidisiplin yang mencakup seni, fotografi, hingga furnitur. Di bawah kepemimpinan kreatif Jonny Johansson, Acne Studios terus mendorong batas-batas fashion, dengan penjualan tahunan mencapai sekitar €200 juta dan lebih dari 60 toko di seluruh dunia. Pada 2025, merek ini semakin relevan dengan pencapaian sertifikasi B Corp dan komitmen keberlanjutan yang selaras dengan regulasi UE, membuktikan bahwa gaya abadi bisa ramah lingkungan.
Awal Mula: Dari Kolektif Kreatif ke Ikon Denim
Cerita Acne Studios dimulai di Stockholm tahun 1996, ketika Jonny Johansson dan rekannya—Mats Johansson, Jesper Kouthoofd, serta Tomas Skoging—membentuk kolektif ACNE yang awalnya fokus pada desain grafis, film, produksi, dan periklanan. Johansson, seorang seniman yang terinspirasi oleh fotografi, seni, arsitektur, dan budaya kontemporer, melihat peluang di fashion sebagai bentuk ekspresi baru. Pada 1997, ia menciptakan 100 pasang jeans denim mentah dengan jahitan merah yang dibagikan secara gratis kepada teman dan keluarga. Responsnya luar biasa: Wallpaper dan Vogue Paris segera menyoroti jeans tersebut, menandai kelahiran lini fashion Acne Studios.
Awalnya, ACNE adalah akronim untuk Associated Computer Nerd Enterprises, tapi segera berganti menjadi Ambition to Create Novel Expressions untuk mencerminkan semangat inovatifnya. Pada 2006, Acne Studios memisahkan diri dari kolektif lainnya seperti Acne Film dan Acne Advertising, meluncurkan e-commerce, dan debut di Paris Fashion Week. Koleksi awal menekankan unisex denim dengan potongan tidak biasa, distressed finish, dan warna eksperimental, yang mendefinisikan “Scandi cool”—campuran minimalisme Skandinavia dengan sentuhan pemberontak.
Evolusi Brand: Dari Denim ke Lifestyle Multidisiplin
Acne Studios dengan cepat berkembang di luar denim. Pada 2010, merek ini memulai show catwalk pertamanya, termasuk SS11 di apartemen Putri Margaret di Kensington Palace—lengkap dengan foto-foto oleh Lord Snowdon, mantan suaminya. Kolaborasi ikonik menyusul: dengan Lanvin pada 2008 untuk koleksi denim Italia-Jepang, dan dengan fotografer Antony Snowdon pada 2012 untuk buku dan koleksi Snowdon Blue. Pada 2017, denim direvitalisasi sebagai Acne Studios Blå Konst (“Blue Art” dalam bahasa Swedia), menawarkan jeans, ready-to-wear, dan aksesoris.
Koleksi Acne didefinisikan oleh “maximalist minimalism”—juxtaposisi desain, perhatian pada detail, tailoring presisi, dan penggunaan material eksentrik seperti kain custom-developed. Johansson, yang mengaku “tidak terlalu tertarik pada fashion,” terinspirasi oleh iklim dingin Stockholm untuk menciptakan pakaian fungsional namun artistik. Merek ini juga menerbitkan majalah kultus Acne Paper, buku seni seperti Bruce of Los Angeles: Rodeo (2013), dan furnitur, memperluasnya menjadi lifestyle brand.
Ekspansi global mencakup flagship store di Paris, London, New York, Los Angeles, Tokyo, dan Beijing. Pada 2025, Acne merilis koleksi SS25 yang difoto oleh Sharna Osborne, menampilkan model seperti Africa Garcia dan Alex Consani dengan elemen grafis dari seniman Jonathan Lyndon Chase. FW25 memperkenalkan Digital Product Passport (DPP) via QR code untuk traceability bahan baku dan rantai pasok, berkolaborasi dengan Temera.
Prestasi dan Dampak Budaya
Acne Studios telah memenangkan banyak penghargaan, termasuk ELLE‘s Designer of the Year, Cafe Magazine Fashion Award, dan Guldknappen Best Design Award. Pada 2025, merek ini mencapai sertifikasi B Corp, mengonfirmasi komitmen pada dampak sosial dan lingkungan melalui Creative Manifesto—sembilan target utama dari material hingga hak pekerja. Penghargaan ini menyoroti perjalanan dari jeans sederhana menjadi simbol budaya, dipakai oleh ikon seperti Kylie Jenner dalam kampanye denim Fall 2024.
Secara finansial, Acne menunjukkan ketahanan. Pada FY2024 (berakhir Agustus 2024), pendapatan stabil di atas SEK 2 miliar (€180 juta), dengan penurunan kurang dari 1% tapi lonjakan profitabilitas berkat efisiensi operasional. CAGR 8,6% sejak 2021 melebihi rata-rata pasar luxury (6-7%). Merek ini menarik minat akuisisi senilai €400-500 juta pada 2024, meski pendiri mempertahankan kendali setelah menjual 41% saham ke IDG Capital dan I.T Group pada 2018. Pada 2025, penunjukan CFO Hendrik Bitterschulte dan CMO Brune Buonomano memperkuat strategi global.
Komitmen Keberlanjutan: Menuju Fashion yang Bertanggung Jawab
Keberlanjutan adalah inti dari visi Acne. Sejak 2008, merek ini bergabung dengan Fair Wear Foundation (pencapaian Leader Status setiap tahun) dan Leather Working Group, memastikan 70% kulit dari tannery silver/gold. Target ambisius termasuk pengurangan 50% emisi Scope 1, 2, dan 3 GHG oleh FY2030/31, bergabung dengan Swedish Textile Initiative for Climate Action (STICA) sejak 2019. Pada FY2023/24, 20% koleksi menggunakan proses low-impact, 70% produksi dilacak via kuesioner supplier, dan denim diproduksi lebih bersih.
Inisiatif lain mencakup layanan repair di seluruh toko pada 2025, eksplorasi resale, panduan perawatan, dan Digital Product Passport untuk transparansi 100% rantai pasok oleh FY2026/27. Untuk event, show SS24 dan FW24 menggunakan 90% material reusable via Bureau Betak (juga B Corp). Johansson menekankan “progressive creativity” untuk mengatasi krisis iklim sambil mempertahankan estetika.
Pada usia hampir 30 tahun, Acne Studios tetap segar, membuktikan bahwa fashion bisa menjadi alat perubahan. Dari jeans merah jahitan yang revolusioner hingga koleksi SS25 yang inklusif, merek ini merayakan identitas melalui inovasi dan tanggung jawab. Seperti kata Johansson, “Kami mengambil kata sulit dan membuatnya keren”—dan dengan momentum 2025, Acne Studios siap mendefinisikan ulang fashion untuk generasi mendatang. Kunjungi acnestudios.com untuk merasakan esensinya.

