revolutiontr.com – Terapi dingin, seperti mandi es atau cryotherapy, menjadi semakin populer sebagai metode pemulihan dan peningkatan kebugaran. Mandi es dikenal membantu meredakan nyeri otot dan peradangan pasca-latihan dengan memperlambat aliran darah dan mengurangi pembengkakan, meski dampaknya terhadap pertumbuhan otot masih menjadi perdebatan ilmiah. Selain itu, paparan dingin secara sengaja dapat memperbaiki fokus mental dan suasana hati melalui pelepasan dopamin dan noradrenalin, menjadikannya sebagai alat pelatihan kekuatan mental dan perlawanan terhadap stres.
Dari sisi metabolik, terapi dingin mampu mengaktifkan brown adipose tissue (lemak cokelat) yang masih ada pada orang dewasa—terutama di area dada dan leher—yang mampu membakar kalori melalui termogenesis non-gemetar. Studi menunjukkan paparan dingin secara konsisten mampu meningkatkan penggunaan glukosa dan sensitivitas insulin, serta mengurangi kolesterol dan trigliserida. Pada studi lanjutan, paparan dingin jangka panjang bisa mempercepat metabolisme lemak dan mendukung penurunan berat badan, serta memperbaiki kesehatan kardiometabolik.
Teknologi modern membantu memanfaatkan manfaat ini dengan lebih aman. Misalnya, pendekatan lokal menggunakan alat infrared di telinga—disebut Heatables—mampu meningkatkan rasa nyaman termal hingga sekitar 1,5 °C saat bekerja di ruangan dingin, tanpa harus terpapar dingin ekstrem.
Meskipun menjanjikan, praktik terapi dingin memiliki risiko, seperti kejang dingin (cold shock), hipotermia, atau stres pada sistem kardiovaskular—terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, sangat disarankan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mencoba, serta memulai secara bertahap untuk membangun toleransi secara aman.
Terapi dingin bukan sekadar tren. Ia menawarkan manfaat nyata mulai dari pemulihan fisik, peningkatan metabolisme, hingga ketahanan mental—jika dilakukan dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab.